THANKS TO OUR ADV

Orang Zaman Dulu Suka Memotret Jenazah Anaknya


Di masa kini, memotret adalah hal yang biasa dan bisa dilakukan semua orang. Memotret bisa dilakukan dengan kamera mahal profesional hingga memakai kamera handphone biasa. Hal berbeda terjadi di tahun 1800-an, di mana kamera adalah hal yang mahal karena baru ditemukan
seperti yang dikutip dari vemale.com
Penemuan Daguerreotype (proses fotografi paling awal) membuat orang-orang Eropa di masa lalu terkagum-kagum. Mereka bisa mengabadikan diri sendiri dengan cepat, dalam gambar yang sama dengan aslinya, berbeda dengan lukisan. Pada tahun 1839, hanya orang-orang tertentu yang bisa memakai jasa tukang foto.


Sebagai penemuan baru, banyak keluarga ingin mengabadikan potret-potret mereka, agar keturunan mereka kelak bisa melihat wajah leluhur mereka. Karena sangat antusias, mereka bahkan memotret jenazah anak-anak mereka dalam bentuk foto. Hal ini bisa dimaklumi, karena mereka ingin mengenang anak mereka. Tubuh jenazah akan hancur dalam tanah, tetapi foto tidak.


Bisa kamu lihat bagaimana foto-foto ini, kamu pasti mengira bayi di atas masih hidup, padahal itu adalah foto jenazah. Wajah saudara bayi di atas tampak tegang, mungkin mereka takut karena tahu bahwa adik mereka sudah meninggal.
Beberapa jasad anak-anak sengaja dibuka matanya, diberi bedak atau perona pipi agar tampak seolah hidup. Ada juga foto lain yang sengaja memperlihatkan bahwa objek foto memang sudah meninggal, anak-anak di biarkan berbaring damai dalam peti mati mereka.


Di tahun yang sama, ilmu kedokteran belum berkembang sebaik sekarang. Banyak wabah penyakit menyerang dan membuat banyak anak meninggal. Sehingga bisa dibayangkan, berapa banyak keluarga menggunakan jasa tukang foto di masa itu untuk memotret jasad anak-anak mereka.
Beberapa foto menggambarkan bagaimana wabah penyakit di masa itu begitu mematikan dan membuat hidup anak-anak ini berakhir sangat cepat. Mungkin bagi kita menyeramkan, namun inilah bukti bahwa anak-anak ini begitu dicintai keluarga mereka.
Selembar foto bisa menjadi sebuah kenang-kenangan manis bagi keluarga yang ditinggalkan.